Minggu, 16 Maret 2014

Surat kecilku untuk Tuhan

Dear Tuhan,
Banyak hal yang ingin aku ceritakan, apa kabarMU disana?
Tuhan, banyak hal yang sudah menjadi dendam dihatiku. Aku begitu membenci masa laluku, aku begitu tidak menyukai situasi kehidupanku dengan orang tuaku.
Tuhan, aku hanya seorang anak yang ingin dimengerti sama orang tuaku, itu saja. aku ingin orang tuaku seperti yang lain.
Tuhan, ketika aku melihat orang tua yang lain yang begitu akrabnya, anaknya bisa curhat dengan orang tuanya tentang masalah apapun dan tidak menghakimi anaknya. Tuhan aku bukan iri tetapi sedikit cemburu atas perbedaan kasih sayang yang orang tua berikan kepadaku.
aku masih mengingat dahulu ketika aku kecil, betapa terlukanya hatiku atas perilaku orang tuaku kepadaku, tetapi apa hakku Tuhan? aku cuman berdoa Tuhan supaya hatiku yang lemah ini bisa terus menguat agar lukanya hatiku bisa hilang sedikit-dikit. sakit Tuhan, ketika orang tua yang anak-anak lain melihatnya sebagai malaikat tetapi aku melihatnya sebagai monster yang menakutkan.
aku teringat ketika aku kecil, aku digampar karena kehilangan uang 1000, apakah pantas anak kecil digampar? aku masih teringat ketika aku kecil ingin disuapin nasi goreng oleh orang tuaku yaitu ibuku, memang disuapin tetapi sendoknya sengaja dikenakan di langit mulut-mulutku, apakah itu pantas?
aku masih teringat ketika aku sebagai anak ingin dibelikan hadiah sebagai kado ulang tahunku, tetapi aku harus merengek terlebih dahulu agar hadiah itu bisa aku dapatkan?
aku memang sakit-sakitan tetapi aku juga tidak ingin terlahir begitu, aku ingin sehat kok terlahir bukan menghabiskan harta orang tuaku. ketika aku disalahkan atas penyakit orang tuaku, diungkit atas biaya yang dikeluarkan oleh mereka karena sakitku, itu rasanya seperti disalahkan atas segala hal. mungkin aku terlalu naif ingin orang tuaku ingat atas ulang tahunku, merayakan ulang tahunku, memberiku hadiah seperti yang dulu dijanjikan oleh mereka, aku ga minta kalung emas, ga. tapi aku hanya minta mereka menempati janji mereka atas apa yang mereka ucapkan.
Tuhan, aku mohon supaya hatiku bisa seperti hatiMU, memaafkan segala hal yang terjadi, seperti doa yang Engkau ajarkan kepada kami, doa Bapa Kami, yang terselip kata-katanya untuk memaafkan orang lain.
aku juga berterima kasih atas Perempuan yang engkau kirimkan kepadaku, perempuan yang begitu bisa menyeimbangkan diriku. perempuan yang tau atas apa yang aku butuhkan yaitu kasih sayang, perempuan yang begitu mencintaiku.
mungkin ini dahulu suratku untuk Mu Tuhan.



dari anakMU

Kamis, 13 Maret 2014

Seandainya

Bila aku punya mesin waktu, mungkin semua hal pahit yang engkau lalui bisa aku singkirkan dan kita bisa bersama lebih lama dan kita akan menjadi sepasang kekasih yang ideal dan contoh bagi semua insan pasangan di dunia ini.
Taukah, Perempuanku aku begitu merindukanmu dari semenjak aku bertemu engkau di koridor sekolah. tetapi seperjalanan waktu aku begitu pengecut tidak memanggil dan memperkenalkan namaku kepadamu, aku begitu pengecut untuk mendekatimu, aku begitu pengecut untuk sekedar menanyakan kabar kepadamu.
Kalau saja seandainya aku berani, mungkin hal pahit itu tidak akan menimpamu, mungkin saja kita sudah bersatu dalam ikatan cinta yang suci di Gereja dan kepada negara ini.
Bukankah hal itu indah perempuanku
Maaf kalau aku datang terlambat didalam kehidupanmu
Maaf kalau aku terlambat memasuki kehidupanmu
yang mau aku pastikan aku akan menjadi pendampingmu di dunia maupun disurga sampai rambutku beruban,