Ijinkan aku untuk terus menerus untuk mengirimkan surat yang menjadi puncak nadirku untuk merindukanmu.
Terkadang lucu, begitu lucunya aku sampai menangis untuk mengingatnya. Tuhan begitu lucu mempertemukan kita, Tuhan begitu indah membuat kita terus menerus mengingatkan kita akan begitu kuasaNYA bekerja. Aku lupa kenapa kita begitu intens berkomunikasi, Tuhan memberikan kita yang namanya Cinta, cinta yang terus menerus ditumbuhkan walaupun kita tidak pernah bertemu secara fisik, kita hanya bertemu secara teknologi, tetapi itu membuatku cukup untuk mengerti dan tau bahwa aku menyukaimu secara terus menerus ditumbuhkan.
Perempuanku, terkadang aku ga habis pikir, kenapa juga aku ga datang ke kotamu yang jaraknya hanya 3 jam perjalanan. kosakataku ternyata yang banyak ini habis juga sepertinya, tetapi yang aku ingin katakan di surat ini, aku bukan penggombal yang hanya bisa berkata-kata dengan kata-kata dan rayuan manis ataupun gombal seperti yang kamu sering utarakan, tetapi aku seorang pria bukan cowok atau laki-laki yang sering mengatakan dan rayuan gombal, aku seorang pria yang akan terus menerus berjuang menepati janjiku kepadamu, aku seorang pria yang terus menerus ingin menjadi bagian dari kehidupanmu, masa tuamu, masa sulitmu dan masa bahagiamu. Aku percaya ini semua memang Tuhan gariskan supaya aku tau artinya perjuangan cintaku dan manisnya hasil yang aku perjuangkan tersebut.
Aku yang terus menerus merindukanmu perempuanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar